Yogyakarta, kota yang berjuluk Kota Gudeg ini menyimpan begitu banyak keunikan dan kenangan tersendiri bagi para wisatawan yang mengunjunginya. Kota yang juga dikenal sebagai kota pelajar ini sangat kaya akan kearifan budaya lokal yang tetap terpelihara di tengah arus globalisasi dan perkembangan zaman yang semakin modern. Potret budaya Jawa dengan segala tradisinya masih cukup terpelihara dalam kehidupan masyarakatnya sehari-hari.
Daerah Istimewa yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ini memiliki beragam tempat wisata yang sangat menarik, mulai dari wisata alam, budaya, hingga wisata belanja. Kawasan wisata di kota Yogyakarta yang paling terkenal tentu saja Jalan Malioboro yang juga merupakan Titik Nol Kota Yogyakarta.
Anda belum dianggap ke Yogyakarta jika belum mengunjungi kawasan ini. Malioboro hidup selama 24 jam sehari dan tidak pernah sepi pengunjung. Tapi tahukah anda asal mula dan sejarah jalan Malioboro ? Nama Malioboro diambil dari nama seorang tentara kolonial Inggris, Marlbrough sekitar tahun 1800 an yang selalu melintasi jalan tersebut saat menuju kantor pemerintahan.
Kawasan Jalan Malioboro juga dikenal dengan banyaknya pedagang kaki lima didalamnya yang menjual berbagai macam kerajinan khas Yogyakarta dan warung lesehan atau angkringan yang menjual makanan khas Yogyakarta seperti gudeg atau sego kucing. Sambil menikmati makanan khas Yogyakarta, wisatawan juga dihibur dengan pertunjukan seni seperti musik, melukis, pantomim, dan lain-lain.
Jalan yang terbentang sepanjang 2,5 km ini terdiri dari 3 ruas jalan yaitu Jalan Margo Utomo, Margo Mulyo dan Malioboro. Kawasan ini terbentang dari Tugu Yogyakarta hingga kantor pos Yogyakarta, dengan berbagai warisan bangunan bersejarah yang ada di dalamnya seperti Keraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Benteng Vredeburg, Pasar Beringharjo dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Sumber : bienthang.wordpress.com